Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Salon

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Salon

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Salon, Hasrat-Bispak01 Bermula dari temanku yang ingin cukur rambut di salon dekat universitas Jakarta awala bulan tempo hari kemungkinan tulisan ini lumayan acak-acakan masalahnya benar-benar saya baru pertama kalinya saya menulis. Pada waktu itu saya baru mengerti nyatanya wanita yang bekerja di salon tidak semua namun ada beberapa yang dapat diajak kencan di hari sabtu tempo hari kami sependapat untuk pangkas rambut dan kita janjian jam 1 siang di dalam tempat.

Pada pertama saya masuk, aku lekas tuju ke arah tempat meja reception dan di situ saya menjelaskan tekad untuk pangkas rambut. Disebut wanita elok yang duduk dibalik meja reception biar saya tunggu tidak lama karena lagi repot semua.  Sekalian menanti, saya berusaha untuk melihat-lihat seputar siapa yang tahu ada temanku, tetapi tak dilihat ada temanku pada semuanya orang itu.  Kemungkinan ia belum hadir, pikirku.

Kuakui kalau beberapa wanita yang bekerja di salon ini cantik-cantik serta putih dengan bodi badan yang seimbang serta aduhai. Jika bisa memprediksi usia mereka, mereka berusia seputar 20-30 tahun. Saya jadi terpikir dengan perkataan temanku, Hanni, kalau mereka dapat dibawa kencan. Tetapi saya sendiri masih kuatir lantaran salon ini betul-betul seperti salon umumnya.

Sehabis beberapa waktu tunggu, saya ditegur oleh reception jika saya sudah bisa cukur rambut sekalian menunjuk ke satu diantara area yang kosong. Aku juga ketujuan yang diputuskan. Beberapa menit setelah itu seorang wanita muda yang elok menugur sekalian menggenggam rambutku.

"Mas, rambutnya pengin dimodel apa?" tuturnya sekalian melihatku melalui cermin dan terus menggenggam rambutku yang udah lumayan panjang.

"Mmm.. diselesai'in saja Mbak!" kataku.

Lalu seperti pada pada tempat pangkas rambut umumnya, aku juga dikasih penutup di seluruhnya badanku untuk mengelit beberapa potongan rambut. Beberapa waktu pertama demikian kaku serta dingin.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Salon

Saya yang diam saja serta ia repot mulai motong rambutku. Begitu tidak nikmat rasanya dan saya berusaha untuk cairkan situasi.

"Mbak.. telah lama kerja di sini?" tanyaku.

"Lebih kurang telah 6 bulan, Mas.. ngomong-ngomong situ baru saja sekali ya potong di sini?" susulnya sekalian terus potong rambut.

"Iya.. kemarenan saya melalui jalan ini, terus kok ada salon, ya telah deh, saya potong di sini. Ini pun janjian sama teman, namun mana ya kok belum hadir?" jawabku sedikit tidak jujur.

"Ooo.." jawabannya singkat dan terkesan cuek.

"Hei.." kedengar suara temanku sembari menepuk bahu.

"Eh.. elo baru dateng?" tanyaku.

"Iya nih.. barusan di bawah jembatan macet, mm.. gua potong dahulu yach.." jawabannya sekalian berakhir.

Bercakap mempunyai bercakap, selanjutnya kami dekat, dan terakhir saya tahu Stella namanya, 22 tahun, ia kos di wilayah situ pula, ia orang Manado, ia enam bersaudara serta ia anak ke-3 . Kami lantas sependapat untuk janjian bertemu di luar dalam hari Senin. Buat pembaca pahami tiap-tiap hari Senin, salon ini tutup. Sesudah saya usai, sekalian memberi tehnik seadanya, saya bertanya apa dia ingin saya mengajak makan. Ia menerima serta dia menulis di selembar selembar kertas kecil nomor teleponnya.

Sekalian tunggu Hanni, saya bercakap dengan Stella, saya sempat dikenalkan oleh beberapa temannya yang namanya Susi, Icha serta Yana. Ke-3 nya cantik-cantik namun Stella tidak kalah elok sama mereka baik itu mukanya pun badannya. Susi, dia mempunyai rambut cukup panjang serta pada bagian bagian rambutnya dicat kuning. Icha, dia lumayan pendek, tatapannya lumayan misteri, dadanya sebesar Stella akan tetapi sebab bodi badannya yang rada pendek maka payudaranya membikin ngiler semua mata laki laki untuk menikmatinya.

Sedang Yana, dia terlihat begitu menjaga badannya, dia demikian memikat, lingkar pinggangnya yang paling baik dengan tinggi tubuhnya, bokongnya serta dadanya-pun benar-benar seimbang.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Selanjutnya kami bertemu dalam hari Senin serta di lokasi yang udah disetujui. Sesudah makan siang, kami melihat bioskop, filmnya Jennifer Lopez, The Cell.

Wah, cakep sekali ini orang, batinku kagum pada kecantikan Stella yang kala itu kenakan kaos ketat warna biru muda tambah lagi dengan rompi yang dikancingkan dan dikombinasi dengan celana jeans ketat dan sandal yang tebal. Kami serius ikuti jalan cerita film itu, sampai pada akhirnya semua pemirsa disontakkan oleh satu bab. Stella nampak terkejut, dilihat dari bergetarnya badan ia. Entahlah ada setan apa, secara reflek saya menggenggam tangan kanannya. Lama sekali saya menggenggam tangannya dengan kadangkala meremasnya dan dia diam saja.

Singkat kata, saya membawa ia pulang ke kostnya, di tengah-tengah jalan Stella meminta kepadaku tidak untuk langsung pulang namun putar-putar dahulu. Kukabulkan permohonannya sebab saya sendiri lagi bebas, serta kuputuskan buat naik tol dan putar-putar kota Jakarta. Sekalian nikmati musik, kami sama-sama diam diri, sampai pada akhirnya Stella menuturkan,

"Mmm.. Will, saya pengen bicara suatu hal sama kamu, memanglah semuanya terlampau cepat, Will.. saya suka dengan kamu.." tukasnya lambat tetapi tentu.

Seperti disabet petir dengar ucap-ucapannya, dan secara reflek saya melihat ke kiri lihat ia, nampaknya ia serius dengan yang baru saja dia ungkapkan. Ia memandang tajam.

"Apa kamu udah percaya dengan pembicaraanmu yang baru saja, Tel?" tanyaku sekalian kembali fokus ke jalan.

"Saya gak tahu mengapa jika saya berasa kamu tidak seperti lelaki yang sempat pernah saya mengenal. Kamu baik, dan sepertinya perhatian and care. Saya tak ingin kalau selesai saya pulang ini, kita tidak dapat bertemu kembali, Will. Saya tak mau kehilangan kamu," jawabannya panjang lebar.

"Mmm.. jika saya bisa jujur sih, saya pun sukai dengan kamu, Tel.. namun kamu pengin khan jika kita tidak pujaan hatian dahulu?" tegasku

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ok, bila itu ingin kamu, mm.. bisa tidak saya ‘sun' kamu, bukti kalau saya gak bermain-main sama pembicaraanku yang baru saja?" tanyanya.

Wah rasanya seperti mati, jantungku pengen lepas, napas jadi sesak. Gila ini anak, seperti serius! Lagi, saya melihat ke kiri menyaksikan parasnya yang bundar dengan bola mata yang mempunyai warna coklat, ia menatapku tajam serta serius sekali.

"Saat ini?" tanyaku sekalian memandang matanya, serta ia menganguk lambat.

"OK, kamu bisa ‘sun' saya," jawabku sembari kembali lagi ke jalanan.

Beberapa waktu lalu ia bergerak dari tempat duduknya dan ambil status buat memberinya suatu "sun" di pipi kiriku. Diberilah suatu kecupan di pipi kiriku sekalian merengkuh. Lama sekali dia mencium serta ditempelkannya payudaranya pada lengan kiriku.

Ooh, empuk sekali, oke!Payudaranya yang cukup menentang itu tengah menghimpit lengan kiriku. Hilang ingatan, sedap sekali, saya jadi terangsang nih. Secara automatic tangkai kemaluanku juga mengeras.. Dengan perlahan sekali, Stella berbisik, "Will, saya sukai dengan kamu," dan dia kembali mencium pipiku dan selalu menghimpit payudaranya di lengan kiriku.

Fokusku bubar, kayaknya saya betul-betul telah terangsang dengan perbuatan Stella, dan beberapa kendaraan yang melaluiku memandang ke arahku tembus kaca filmku yang cuma 50%.

"Kamu terangsang ya, Will?" tanyanya lambat serta cukup lirih. Saya tak menjawab. Tangan kirinya mulai mengelus-elus tubuhku dan ke arah bawah. Saya udah sungguh-sungguh terangsang. Satu kali lagi Stella berbisik,

"Will, saya ketahui kamu terangsang, bisa gak saya tonton punyamu? miliki kamu besar yach!"

saya mengusikk. Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti dia lumayan persoalan ketika pengin buka ikat pinggangku karena ia cuman memanfaatkan satu tangan. Saya tolong ia buka ikat pinggang kemudian saya kembali menggenggam kemudi mobil.

Dielus-elus tangkai kemaluanku yang udah keras di luar. Tidak lama setalah itu ditelusupkan telapak kirinya ke serta digenggamlah kemaluanku.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Salon

"Oooh h.." desahku perlahan. Dikit demi sedikit parasnya bergerak. Pertama, dia cium bibirku dari sisi kiri lalu turun ke bawah. Dia cium leherku, dan dia sempat stop di sisi dadaku, kemungkinan dia nikmati wewangian wangi-wangian BULGARI-ku.

Dia semakin turun serta turun ke bawah. Seringkali Stella kerjakan pergerakan mengocak kemaluanku. Pertama kali dijilatinya pangkal tangkai kemaluanku lalu menjalar naik ke atas. Ujung lidahnya saat ini ada di bagian biji kejantananku. Satu diantaranya tangannya menyelusup pada belahan bokongku, sentuh anusku, dan merabanya.

Stella menambahkan perjalanan lidahnya, naik makin ke atas, pelan-pelan. Tiap-tiap pergerakan hampir dalam beberapa saat, teramat perlahan-lahan. Melintasi sisi tengah, naik kembali. Ke sisi leher batangku. Ke-2  tanganku tidak kusadari udah mencengkam sopir mobil.

Ujung lidahnya naik lebih ke atas kembali. Perlahan-lahan tiap-tiap jilatannya kurasakan bagai keasyikan yang tidak pernah habis, nikmat, demikian perlahan-lahan. Setiap saat kutundukkan parasku memandang apa yang dilaksanakannya setiap saat itu juga kusaksikan Stella tetap masih menjilat-jilati kemaluanku dengan penuh gairah.

Sejenak Stella kusaksikan membebaskan tangannya dari kemaluanku, dia menyibakkan rambutnya ke samping tiga jarinya kembali menarik sisi bawah tangkai kemaluanku dengan sedikit memiringkan kepalanya. Stella selanjutnya mulai turunkan mukanya dekati kepala kejantananku. Dia mulai merekahkan ke-2  bibirnya, dengan berwaspada dia masukkan kepala kemaluanku ke mulutnya tanpa ada terjamah sedikitpun oleh giginya.

Lalu bergerak perlahan makin jauh sampai di sisi tengah tangkai kemaluanku. Saat itu kurasakan kepala kejantananku sentuh sisi lidahnya. Badanku bergetar sekejap serta kedengar suara unik dari mulut Stella. Ke-2  bibirnya tidak berapa lama kemudian mendekat. Kurasakan kehangatan yang mengagumkan enaknya mengguyuri sekujur badanku.

Pelan-pelan selanjutnya kepala Stella mulai naik. Bertepatan dengan itu juga kurasakan tangannya menarik turun sisi bawah tangkai badan kejantananku sampai saat bibir dan lidahnya menggapai di sisi kepala, kurasakan sisi kepala itu makin peka.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Demikian sensitifnya sampai dapat kurasakan keasyikan hisapan serta jilatan Stella demikian merasuk serta mengelitik semua urat-urat syaraf yang berada di sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus secara lembut lalu bergerak ke bawah. Kudapatkan payudara sisi kanan. Kubuka telapak tanganku mengikut wujud payudaranya yang bundar. Kuremas secara lembut. Kubuka satu-satu kancing rompinya, dan kembali saya buka tepak tangan mengikut wujud payudaranya.

Sembari masih mengulum, tangan kanannya bergerak sentuh tanganku, dia ambil pakaian ketatnya dari penyelip celana panjangnya. Digenggamnya tanganku serta ditempatkannya ke dalam.  Dibalik busana ketatnya, saya meremas-remas payudaranya masih terbungkus BH. Kuremas satu-satu payudaranya sembari mendesah nikmati kuluman pada kemaluanku.

Kuremas rada kuat serta Stella lantas stop mengulum demikian detik lama waktunya. Kuelus-elus kulit dadanya yang rada menyembul dari BH-nya dengan adakalanya menyisipkan satu diantara jariku pada payudaranya yang kenyal.

"Agh h.." desahku nikmati kuluman Stella yang semakin cepat.

Saya turunkan BH-nya yang tutupi payudara samping kanan, saya bisa menggapai putingnya yang udah mengeras. Kupilin secara halus.

"Ooh.. esst.." desahnya melepaskan kuluman dan kedengar nada karena membebaskan bibirnya dari kemaluanku.

Menjilat, menarik, turun naik. Dia demikian menikmatinya. Demikian selanjutnya berulangkali. Saya tidak sanggup kembali lihat ke bawah. Badanku kian lama makin meliuk ke belakang kepalaku telah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku. Stella demikian hebat melaksanakannya. Gak sekalinya kurasakan giginya sentuh kulit kejantananku. Hilang ingatan, belumlah sempat saya disedot sesuai ini, pikirku. Pikiranku telah melayang jauh tidak tahu ke mana.

Tidak kusadari kembali sekitarku oleh gelombang kepuasan yang menimpa semua urat syaraf di badanku yang bertambah tinggi. Saya stop sesaat meraba payudaranya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya memegang dengan kuat tepat di sisi leher tangkai kemaluanku, serta dia tampak tersenyum kepadaku.

"Kamu fantastis, Tel," bisikku sembari menggeleng-gelengkan kepala terpesona oleh kehebatannya.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Salon

Stella tersenyum manis dan terkesan manja.

"Eh, dapat keluar saya bila kamu seperti ini terus," bisikku kembali merasai pegangan tangannya yang tak juga melembek pada kemaluanku. Stella tersenyum.

"Jika kamu sudah tidak pingin keluar, keluarin saja, tidak perlu ditahan-tahan," jawabannya serta sesudah itu menjulurkan lidahnya keluar dan berkenaan ujung tangkai kemaluanku. Ternyata dia ketahui saya lagi berusaha buat mengendalikan ejakulasiku.

"Aaghh.." desahku cukup keras mencegah rasa nyeri.

Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, badannya bergerak tak karuan, sejalan dengan pergerakan kepalanya yang turun-naik. Ke-2  tangannya tidak henti-henti meraba dadaku, kadangkala dia memilin ke-2  puting susuku dengan jarinya. Kadang-kadang dia melepas kuluman buat ambil napas sesaat lalu meneruskannya kembali.

Kian lama pergerakannya kian cepat. Saya telah usaha semaksimal untuk membatasi ejakulasi. Kualihkan perhatianku dari payudaranya. Saya meraba ke bawah. Kubuka kancing celananya. Cukup lama kucoba buka serta selanjutnya lepas juga. 

Perlahan-lahan kuselipkan tangan kiriku dibalik celana dalamnya. Saya bisa rasakan rambut kemaluannya tipis. Barangkali dipiara, pikirku dalam hati. Kuteruskan rada ke bawah. Stella mengganti tempatnya. Semula dia yang cuman bersangga di satu segi bokongnya saja, saat ini dia renggangkan ke-2  kakinya. Secara gampang saya bisa sentuh kemaluannya. Sekejap telunjukku bermain pada sisi atas kemaluannya.

Saya naik-turunkan jemari telunjukku. Ugh, sangat nikmat nih rasanya, pikirku. Kadangkala kumasukkan telunjukku ke lubang kemaluannya. Saya jejaki tiap milimeter ruang di kemaluan Stella. Saya temui sebuah kelentit didalamnya.

Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Ugh, pegal pula rasanya tangan kiriku. Sesaat kukeluarkan jariku dari dalam. Lantas saya nikmati tiap-tiap kuluman Stella. Rasanya telah berapa tetes spermaku keluar. Saya sungguh-sungguh dibentuk mabok kepayang olehnya.

Kembali kumasukkan jariku, kesempatan ini dua jemari, jemari telunjuk dan jemari tengahku. Ketika saya masukkan ke-2  jariku, Stella nampak melengkuh dan mendesah perlahan.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Makin lama kian cepat saya mengeluar-masukkan ke-2  jariku di lubang kemaluannya serta Stella beberapa hentikan kuluman pada tangkai kemaluanku sekalian masih menggenggam tangkai kemaluanku.

Tidak tahu telah berapakah orang yang memandang pekerjaan kami khususnya beberapa supir atau kenek truk yang kami lintasi, tetapi saya tidak perduli. Kesenangan yang kurasakan waktu itu sungguh-sungguh membiusku maka saya telah lupakan semua hal. Kembali Stella menjilat, menghirup serta mengulum tangkai kemaluanku serta entahlah udah berapakah lama kami mengerjakan ini.

Kutundukkan kepalaku buat menyaksikan yang tengah dijalankan Stella di kemaluanku. Kesempatan ini Stella lakukan dengan penuh kehalusan, dia julurkan lidahnya sampai perihal ujung kepala kemaluanku kembali.

Dia memutar-mutarkan lidahnya benar di ujung lubang kemaluanku. Benar-benar dashyat kepuasan yang kurasakan. Sekian kali badanku bergetar tetapi dia masih pada sikapnya. Kadangkala dia masukan seluruhnya tangkai kemaluanku di mulutnya dan dia permainkan lidahnya dalam.

"Ooh.. Tel.. enakk.." desahku sekalian membebaskan tangan kiriku dari lubang kemaluannya.

Kupegang kepalanya ikuti pergerakan turun naik.

"Stella, saya tidak tahann.." kataku cukup lirih membatasi ejakulasi.

Tapi pergerakan Stella tambah cepat dan berulangkali dia membuka matanya namun tetap mengulum dan kedengar beberapa suara dari dalam mulutnya. "Aaagghh.." desahku keras disertai dengan keluarnya sperma dari dalam tangkai kemaluanku di mulutnya.

Kondisi mobil kami ketika itu sedikit tersentak oleh injakan kaki kananku. Saya nikmati tiap-tiap sperma yang keluar dalam kemaluanku sampai selanjutnya habis. Stella masih tetap menjilat-jilati kemaluanku dengan lidahnya. Bisa kurasakan lidahnya sapu semuanya sisi kepala kemaluanku. Ugh, sangatlah nikmat rasanya. Seusai bersihkan semua spermaku dengan lidahnya, Stella mengarah ke atas.

Kusaksikan ia, kelihatan ada banyak spermaku melekat di samping kanan bibirnya serta pipi kirinya. Saya mulai bergerak membetulkan status dudukku, pelan-pelan. Sembari selalu digenggamnya tangkai kemaluanku yang telah lemas, Stella bergeser ke atas melumat bibirku, masih berasa spermaku.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Salon

Demikian detik kami bercumbu serta saya pejamkan mata. Pada akhirnya dia beres-beres tempatnya, dia duduk serta beres-beres busananya. Aku juga mengatur kemejaku seadanya. Saya gunakan celana panjangku tapi tidak kumasukkan pakaianku. Sekian hari sesudah itu, saya main ke kos Stella serta pada ketika itu juga kami mengikat tali kasih. Awal mula bulan Maret lalu Stella datang dari Manado sehabis dua minggu dia ada di sana serta dia tak balik lagi bekerja di salon itu.

Saat ini kami hidup bersama di tempat di wilayah Grogol. Saat ini dia diterima jadi operator di salah satunya perusahaan pemasok jasa komunikasi smartphone. Dan saya masih selaku animator yang bekerja dalam sebuah perusahaan di wilayah Kedoya namun saya harus tinggalkan kostku.

Selesai kami hidup seatap, Stella mengaku padaku jika sepanjang 6 bulan dia bekerja di salon itu. Dia pernah layani konsumen setianya dan dia menuturkan jika semua buruh yang bekerja di salon itu pun buruh sex.

Stella tak mengenal bagaimana asal awalannya. Stella sendiri tidak mengerti apa salon sebuah samaran atau sex merupakan suatu tambahan. Ia menuturkan kalau untuk ajak keluar satu diantara karyawati di sana, satu orang harus bayar pada muka senilai Rp 500.000.

Rasanya Jakarta cuma punya kami berdua. Tiap-tiap malam sesudah mandi pulang dari kerja atau seusai makan malam, kami kerjakan hubungan seksual. Tidak tahu hingga kapan semuanya ini bakal selesai. Kami benar-benar nikmati tiap-tiap hari yang hendak kami lewati dan sudah kami lintasi bersama-sama. 

Saya benar-benar tidak perduli dengan asal-usulnya tugas Stella karena tambah hari saya kian terbius oleh kesenangan sex dan mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku pada ia.

TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama