CERITA DEWASA SEORANG PENARI JALANAN MENIKMATI SEX PART2

CERITA DEWASA SEORANG PENARI JALANAN MENIKMATI SEX PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA DEWASA SEORANG PENARI JALANAN MENIKMATI SEX PART2, Hasrat-Bispak01 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pun, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya terasa tak mau menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, namun kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu mengandaikan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Dan saya jadi kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.

"Uaahhh…" keluh saya waktu Juragan selanjutnya menarik bibirnya.

Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.

"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"

Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.

"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"

"Ahn…" desah saya sebab kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan perkataan saya telah tidak tertanggulangi,

"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"

"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya membuat kamu makin nikmat di sini ya?"

Juragan menguak kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!

"Coba jika begini…"

"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"

Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?

CERITA DEWASA SEORANG PENARI JALANAN MENIKMATI SEX PART2

"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

Saya tidak pernah disentuh orang di sisi situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu hal yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!

"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengen keluar Juragan… aduh…"

Memang, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, serta tidak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!

"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"

Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat dan sangatlah nikmat, sampai ada yang keluar tubuh saya setelah itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?

"Haahh… haduhh…" Saya terengah, sesudah ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, gila tenan. Hingga sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari katakan, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"

Dan tiba-tiba saja, Juragan telah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!

"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memang saya belum ketahui banyak berkenaan tubuh laki laki dan wanita.

"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"

Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… namun tidak bakalan muat, Juragan!"

"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu ingin kumasuki."

Kesempatan ini Juragan tak tunggu jawaban saya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"

Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"

Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!

"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa menanti jawaban, menerobos jadi dalam ke anu saya. Saya cuman dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya terlihat bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.

Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan lagi nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, lebih lama jadi kuat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoncang pergerakan Juragan. Saya hingga sampai tidak dapat bicara, cuman dapat ndesah serta njerit gak karuan. Saya usaha mohon Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Tersirat pemikiran semacam itu dalam kepala saya. Namun saya lewatkan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta mohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun naik sembari masih tersodok kontolnya.

"Aah! Aiih!! Hiih!"

Duh, saya sudah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah Kedengarannya saya. Muka saya tentu terlihat asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Hah… uh… Marilah selalu Denok… saya suka ndengar suaramu bila dientot… mbikin lebih gairah. Kamu juga sukai, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

"Denokh… uh… kelak jika sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.

"Hingga?" Saya kebingungan apa tujuannya.

"Kelak pun kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.

"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… hingga sampai, ya?"

"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa artinya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Tetapi gak lama selanjutnya saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?

Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian gemar nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.

"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.

Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.

"Khn! Ghooh!"

Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa gantengg saya pada saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.

"Hiyahh…" erang saya.

Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta selanjutnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terjepit jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk.

CERITA DEWASA SEORANG PENARI JALANAN MENIKMATI SEX PART2

Ia lalu geser saya serta bangun, lalu memanfaatkan kembali busananya. Sembari mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.

"Hehehe. Cukup bisa juga ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu ingin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 

"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar kontrak kamu 3 bulan?"

Saya tiduran lumayan lama hingga akhirnya kapabilitas saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, gantengg saya sudah tentu tidak karuan. Bedak saya sampai luntur serta melekat di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan dan terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko bertambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya tidak berani hadapi mereka, apa lagi serasi berantakan berikut. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewaan. Ee, rupanya ibu pemilik sewa kembali menduduki di muka.

"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok amburadul getho? Habis ngapain kamu?"

Seluruh pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya terus membuka kemeja dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya melakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya bersedih atau malu? Apa saya hendaknya bersedih atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang terjadi malahan tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang tengah dilakukan Juragan tadi…

Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

sekarang, kapan pun saya perlu uang, saya gak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya pada lelaki.  ini gak betul, dan semestinya saya stop, namun bujukan uang terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

Dan saat ini saya juga di kenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya berikan senyuman manis dan saya bisikkan harga saya bila ia pengen.

"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang punyai tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.

"Hehehe," tukasnya sembari menyentuh kemben saya.

"Pengin donk nyobain," ia remas tetek saya.

Dari seluruh orang yang berada di sana, sekedar ia serta seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dicarter sebab terletak sangat ke dalam.  Saya membuka antara lainnya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.

"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertamanya kali?"

"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.

Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya berpikir sekedar kerja sebagai berikut lebih enteng mendapat duit. Saya  tidak pernah terasa sendirian kembali.

"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.

CERITA DEWASA SEORANG PENARI JALANAN MENIKMATI SEX PART2

Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Serta selanjutnya, saya mendapat uang. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian profesional selaku lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya jadi tambah dekat sama mereka semua. 

Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi… Saya mengerti siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga tahu pekerjaan rumah tangga mereka.  saya mengetahui beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi jika sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pun beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal anyar. Umpamanya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol.  jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya kali cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Tetapi lama-kelamaan kebiasa juga.  Saya pula jadi kian tahu dengan Juragan. Wanita yang ada pada photo bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi udah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sejauh ini kesepian, serta hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya  jadi tahu jika dahulu, saat muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang orang penari juga.  Hanya masa itu Juragan belum mempunyai apapun, ditambah lagi penari itu pula simpanan seseorang camat. Juragan sekedar dapat menonton dan kagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.

Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan sebab itu pula Juragan selalu mohon saya gunakan baju dan dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut serta puas jika dapat membuat Juragan suka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tambah hari saya kian terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pelepasan gairah lelaki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya lagi meminta lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih mengerjakannya karena hanya duwit. Semakin lama saya kian genting. Layani dua-tiga orang sekalian.

Tidak terhitung orang yang buang benih di kandung saya. Saya lantas semakin berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, serta saya lantas hamil… Alamiah, kalaupun ingat demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya selalu melacur kendati perut saya menjadi membesar. Dan saya  lagi tiba ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya mulai mencolok, dan beliau tampak cukup waswas dengan saya.

"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan melecut saya.

"Nggak apapun Juragan…" kata saya.

Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, antara seluruhnya konsumen saya, saya cuman dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  tidak tahu. Karena mungkin setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau tengah senggama dengan saya, sekalian gantenggnya waswas. Rasanya saya pengin buat beliau gak risau. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.

Nyaris satu tahun selepas saya serta Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi insiden yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, namun tetap keliling menari… Saya seharusnya stop. Tetapi saya mbandel.

CERITA DEWASA SEORANG PENARI JALANAN MENIKMATI SEX PART2

Saya semaput di jalan. Tentunya ada yang memandang dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.

"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada saat memandang saya siuman.

Juragan menangis. Saya gak dapat apapun lantaran masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.

"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan omong itu semua sembari nangis.

"Denok, maaf… maafkan saya. Kalaupun bukan dikarenakan yang pertamanya kali itu, kamu tidak perlu sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"

TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama